Kamis, 02 April 2020

Mengenang 1997: Tahun Termanis Di Hidupku (Bagian 10)

Kami bangun di hari minggu pagi yang membeku sekali. Cuaca di luar luar biasa dinginnya, sampai-sampai ada embun membeku di jendela kamar kami. Bertahun-tahun kemudian saya sadar kalau musim dingin di tahun 1997 adalah yang terdingin di Perth dalam 50 tahun terakhir.
Sewaktu bersantai sambil menunggu waktu mandi, saya menonton TV. Ini pertama kalinya saya menonton acara TV di Australia. Saya tidak ingat acara apa yang waktu itu kita lihat, tapi saya ingat satu iklan burger McDonald yang waktu itu mempromosikan produk “Colossus Burger”. Burger ini lebih besar dari Big Mac, dan kayaknya enak. Sayang karena burgernya ada lapisan daging babi asap, saya tidak pernah makan burger ini.


Menu sarapannya biasa saja. Hanya roti bakar, telur goreng scramble egg, dan sereal dengan susu. Benar-benar menu sarapan yang sangat sederhana. Apalagi pelayannya ya pegawai bermuka masam yang kemarin kita temui.
Saat kita menikmati sarapan, bapak saya mengusulkan agar kita pindah ke hotel yang lain. Tapi karena kita tidak punya ide mau pindah kemana, kita memutuskan untuk tanya ke Siraj.
Tapi sebelumnya, kita jalan-jalan lagi ke tengah kota untuk belanja dan lihat-lihat. Doddy kali ini juga tetap menemani kita jalan-jalan tapi tanpa mobil, melainkan menggunakan kendaraan umum seperti bis kota.
Selain itu, kita juga melihat-lihat tempat yang agak jauh dari pusat kota Perth, seperti menyusuri jalan Hay Street kearah barat hingga mentok ke sebuah tempat bernama Barrack Arch. Tempat ini dulunya adalah barak tentara sebelum dibongkar untuk proyek jalan bebas hambatan, dan cuma menyisakan bekas gerbang masuk sebagai monument. 


Selain itu kita juga berkunjung ke Northbridge, yang merupakan pusat hiburan malam di Perth lengkap dengan klub-klub malamnya.
Kami juga mampir ke sebuah kedai es krim “Gelare” yang menjual es krim gelato. Gelato itu rasanya agak beda dengan es krim biasa. Texturnya kerasa lembut-lembut padat.




Menikmati es krim gelato "Gelare" di Northbridge.

Waktu makan siang, saya mencoba lagi kebab yang sama seperti yang kemarin saya makan di Carillon Food Court. Kali ini saya pesan isian yang berbeda. Rasanya asli enak banget.


Makan siang lagi di Carillon City Food Court.

Sewaktu kami berjalan kembali ke rumah Siraj, kami juga mampir ke sebuah taman yang cantik bernama “Hyde Park”. Namanya ini diambil dari nama sebuah taman di Inggris. Di tengah taman ini ada sebuah danau yang cukup cantik lengkap dengan kawanan angsa dan burung camar. Hawa yang sangat dingin malah memberikan suasana ala Eropa di sini. Bagi saya cukup luar biasa juga ada tempat dengan nuansa ala Eropa yang berjarak hanya 3 jam penerbangan dari Indonesia.


 Taman Hyde Park di daerah North Perth.

Sekitar tengah hari, kami kembali ke rumah Siraj. Sesampainya di rumah, dia menjamu kita makan siang dengan masakan Sri Lanka. Menurut saya masakannya cukup enak. Menunya terdiri dari nasi dan lauk pauk ber kare seperti kare ayam, kare ikan, dan sayuran.
Saat makan saya perhatikan ada satu adat istiadat Sri Lanka yang unik, yaitu saat makan tuan rumah akan makan sambil berdiri, sementara tamunya duduk. Kita ya sebenarnya merasa agak kurang enak karena kok kesannya lancang. Tapi Siraj dan Feroza berkata bahwa itu adat Sri Lanka untuk menghormati tamu yang berkunjung.
Saat makan, bapak saya bertanya ke Siraj apakah dia mungkin tahu tempat-tempat penginapan murah di sekitar sini. Bapak saya berniat pindah karena tidak puas dengan pelayanan di Pacific Motel. Siraj berkata, kalau dia tahu ada beberapa tempat penginapan murah di sekitar sini. Dia akan memperlihatkannya nanti.
Setelah kita menyelesaikan makan siang kita, kamipun naik ke mobilnya Siraj untuk berjalan-jalan di sekitaran North Perth. Ada beberapa hotel di sekitaran North Perth yang direkomendasikan Siraj. Beberapa letaknya sebenarnya agak jauh dari rumah atau kampus saya. Tapi kemudian Siraj mengusulkan satu apartemen di pojok jalan dekat Hyde Park. Tempatnya kelihatan cukup nyaman, dan bapak saya tertarik untuk pindah dari Pacific Motel ke apartemen itu.
Tapi karena kita masih belum memutuskan, bapak dan kakak saya memilih untuk kembali dulu ke Pacific Motel, sementara saya pulang kembali ke rumah Siraj untuk persiapan orientasi kampus besok Senin.
Ini juga terakhir kalinya saya bertemu dengan Doddy. Saya tidak pernah bertemu dengan dia lagi selama masa tinggal saya di Perth.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar