Kereta api Bima ini sendiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 1967, dan terdiri dari 2 rangkaian, yaitu Bima I dan Bima II. Mereka menggunakan gerbong tidur berwarna biru buatan Gorlitz Waggenbau, Jerman Timur, tahun 1967.
Kereta api ini awalnya merupakan sebuah kereta api tidur, dan merupakan salah satu KA ber-AC pertama yang operasional di Indonesia. KA ini adalah kereta api pertama yang diperlengkapi dengan gerbong pembangkit. Namun pada tahun 1984, kereta api ini berganti menjadi kereta api eksekutif, dengan mengganti rangkaian gerbong tidur dengan gerbong tempat duduk. Walaupun begitu di tiap rangkaiannya masih ada dua gerbong tidur kelas 2 yang beroperasi hingga tahun 1990, sebelum diganti gerbong tidur kuset.
Kereta api Bima menjadi kereta api eksekutif penuh di tahun 1995, sewaktu gerbong kusetnya dihapus. Hingga kini kereta api Bima masih beroperasi dengan konfigurasi ini.
DESAIN KERETA
Pada masanya, KA Bima dipandang cukup revolusioner. Kereta api ini adalah kereta pertama yang menggunakan gerbong pembangkit untuk sumber tenaga listrik. Selain itu KA Bima adalah KA pertama yang menggunakan sistem AC berfreon yang umum dipakai sekarang. Namun tidak seperti sekarang, waktu itu AC terletak di bawah gerbong, dan udara dingin dialirkan ke kabin penumpang melalui jaringan pipa di dalam gerbong. Ciri khas dari sistem AC ini adalah deretan tonjolan bulat di atap gerbong. Bahkan ruang istirahat di gerbong pembangkit juga dilengkapi dengan AC.
Rangkaian kereta api Bima terdiri dari gerbong tidur kelas 1 (SAGW) dan gerbong tidur kelas 2 (SBGW), serta gerbong pembangkit dan bagasi.
Gerbong kelas 1 terdiri dari kabin-kabin yang tempat tidurnya sejajar mengikuti arah kereta. Sedangkan gerbong kelas 2 tempat tidurnya posisinya melintang terhadap arah kereta. Harga tiket penumpang sudah termasuk makan malam dan sarapan, yang disajikan di kereta makan (tidak seperti sekarang yang disajikan langsung di tempat duduk).
FASILITAS KARYAWAN
Karyawan yang bertugas di kereta api Bima juga memperoleh kemewahan yang tak dijumpai pada kereta api eksekutif pada saat ini.
Interior kompartemen gerbong pembangkit Bima tahun 1967. Perhatikan lubang AC di langit-langit.(dok PJKA)
Pada jaman dulu, petugas gerbong pembangkit berisitirahat di ruangan ber-AC yang kedap suara. Bandingkan dengan petugas BP jaman sekarang yang ruang isitrahatnya tidak ber-AC dan bising, sehingga kadang mereka “mengungsi” ke kereta makan atau gerbong penumpang.
Tempat cuci piring gerbong makan. Perhatikan panel Public Announcer di atas. (dok PJKA).
Selain itu, petugas restorasi juga mendapatkan tempat kerja yang sangat nyaman. Bahkan dapurnya sekalipun juga diperlengkapi dengan panel kayu! Fasilitas kerja karyawan restorasi juga diperlengkapi dengan sistem panel elektronik untuk membantu kerja pelayanan penumpang.
KERETA MAKAN (FW).
Setiap rangkaian KA Bima selalu membawa satu gerbong makan (FW). Gerbong makan ini biasanya ditaruh di tengah rangkaian kereta api. Namun pada tahun 1960an hingga tahun 1980an, gerbong makan ini bisa ditaruh di ujung rangkaian (bisa di depan atau belakang rangkaian).
Gerbong makannya terdiri dari dapur, serta ruang makan yang menyerupai restoran, dimana penumpang duduk di meja untuk 4 orang.
Jika dibandingkan dengan gerbong makan di KA eksekutif lainnya pada saat itu (Mutiara Utara) gerbong makan KA Bima tidak mempunyai banyak perbedaan, mengingat keduanya berasal dari pabrik yang sama.
Pada masanya, makanan yang disajikan diatas kereta terhitung istimewa. Walaupun sudah termasuk tuslah (termasuk harga tiket), tetapi menu makanannya bervariasi, dan porsinya besar. Itu bisa berupa bistik, nasi rames, nasi goreng, lengkap dengan makanan penutupnya yang umumnya berupa puding. Selain itu kualitas makanannya cukup bersaing dengan yang umumnya disajikan di hotel berbintang.
Makanan bisa disajikan secara a la carté, dimana makanan disajikan kepada penumpang yang duduk di meja, atau disajikan secara prasmanan (buffet), dimana makanan disajikan di salah satu meja di sudut kereta makan, dan penumpang tinggal mengambil sendiri makanannya.
KERETA TIDUR KELAS 2 (SBGW)
Bagi penumpang yang ingin menikmati kenyamanan kereta api Bima dengan tarif paling murah, mereka biasanya naik kereta tidur kelas 2. Walaupun kelas 2, tetapi kenyamanannya masih setara dengan yang kelas 1. Tidak seperti kereta sekarang, dimana kenyamanan antara kelas 1 (“Eksekutif”) dengan kelas 2 (“Bisnis”) berbeda jauh.
Kabinnya sendiri posisinya berada di samping, dan di sisi lain terdapat gang yang digunakan sebagai jalan lewat penumpang dan petugas. Di satu sisi gang terdapat jendela-jendela, dan di sisi lain adalah pintu geser masuk ke dalam kamar penumpang. Di bawah jendela terdapat asbak rokok, karena merokok di dalam kabin ber-AC pada dasarnya dilarang.
Yang menjadi ciri khas dari kereta tidur kelas 2 di gerbong SBGW adalah konfigurasi susunan tempat tidurnya. Posisi tempat tidurnya melintang terhadap arah perjalanan. Semua tempat tidur itu berada dalam kabin-kabin, dimana tiap kamar terdiri dari 3 tempat tidur yang posisinya bertingkat dan bersebelahan.
Pada awal-awal perjalanan, biasanya tempat tidurnya selalu pada posisi dilipat. Dan penumpang duduk di kursi layaknya di kereta biasa. Hanya saja mereka berada di dalam kabin sendiri.
Saat makan tiba, para penumpang akan dipanggil untuk datang ke gerbong restorasi untuk makan. Biasanya panggilannya digilir per gerbong, karena batas kapasitas. Pada saat penumpang menikmati sajian makan malam, para petugas restorasi sibuk melipat kursi, dan mengubahnya menjadi tempat tidur. Selain itu mereka juga memasang dan merapikan selimut di tempat tidur. Setelah selesai makan, para penumpang kembali ke kamar masing-masing dan langsung tidur.
KERETA TIDUR KELAS 1 (SAGW)
Gerbong tidur kelas 1 (SAGW) adalah gerbong tidur kelas eksekutif yang diperuntukkan untuk penumpang yang membayar tiket paling mahal. Para penumpang tidur di kamar luas yang diisi hanya oleh 2 orang.
Konfigurasi interior gerbong ini berbeda dengan yang di kelas 2, dimana kamar-kamarnya terletak di kedua sisi gerbong, karena posisi tempat tidurnya yang searah dengan arah perjalanan kereta.
Masing-masing kamar terdiri dari 2 tempat tidur yang posisinya bertingkat. Pada saat awal perjalanan, tempat tidurnya dalam posisi terlipat, dan sebagai gantinya penumpang duduk di kursi secara berhadapan. Di sebelahnya terdapat wastafel cuci tangan yang bisa dilipat, serta tempat untuk menyimpan botol air minum mineral untuk penumpang. Selain juga terdapat lemari untuk menyimpan pakaian.
Dan di tengah perjalanan, para penumpang akan diundang untuk makan malam di gerbong restorasi. Pada saat yang sama, petugas restorasi sibuk melipat kursi dan merubahnya menjadi tempat tidur. Seusai makan, para penumpang bisa kembali ke kamar masing-masing untuk tidur.
Apalagi karena posisi tempat tidur yang searah dengan arah kereta, maka tidur di gerbong SAGW rasanya seperti tidur di ranjang buaian bayi.
SEJARAH OPERASIONAL
CC201 32 menarik KA Bima melewati daerah Gayung Kebonsari , Surabaya, tahun 1983. Daerah ini sekarang padat, dan tertutup jembatan tol. (dok. Susanto Tjokro).
KA TIDUR
Awalnya kereta api Bima berjalan melewati rute kereta api pendahulunya: Bintang Sendja. Jadi dari Jakarta dan Cirebon, kereta lewat Semarang. Kemudian menuju Kedungjati dan Solo (Jebres), serta Madiun dan Jombang, hingga Surabaya. Tapi beberapa minggu kemudian, rutenya dirubah melewati Purwokerto dan Yogyakarta hingga sekarang.
Antara dekade 1960an hingga awal tahun 1980an, kereta api Bima beroperasi dengan konfigurasi standard terdiri dari 2 gerbong SAGW, 2 gerbong SBGW, 1 gerbong FW, 1 gerbong DPPW, serta satu gerbong bagasi.
Karena statusnya yang merupakan KA unggulan pada saat itu, dan merupakan satu dari 2 KA eksekutif AC pertama yang dioperasikan di Indonesia, maka menaiki kereta api ini adalah sebuah prestise. Apa lagi rutenya yang melewati kota-kota besar di pulau Jawa membuatnya menjadi KA yang populer, serta merupakan icon perkereta apian pada saat itu. Bisa dibilang, pada masa jayanya, ada kebanggaan tersendiri bagi seseorang jika menaiki kereta api Bima.
Apalagi pada masa itu moda transportasi lain, seperti bus atau pesawat terbang tidak bisa menyamai kenyamanan yang ditawarkan kereta api Bima. Hal ini karena para pengguna jasa kereta api Bima bisa menikmati pelayanan seperti hotel berbintang selama perjalanan. Dengan begitu mereka bisa menghemat biaya akomodasi dan transportasi secara sekaligus!
KA Bima pada periode itu sering menghiasi media, dan selama beberapa kali menjadi latar setting beberapa film.
MENJADI KA EKSEKUTIF
Sayangnya, pengguna jasa kereta api tidak lama menikmati kenyamanan seperti ini. Walaupun okupansi dan keuntungan operasionalnya memuaskan, akhirnya kelas tidur KA Bima dihapus lebih karena alasan sosial daripada teknis ataupun finansial. Dan akhirnya PJKA secara tergesa-gesa memesan 2 rangkaian gerbong eksekutif buatan Arad, Rumania, untuk mengganti gerbong SAGW. Tidak seperti gerbong buatan Gorlitz, gerbong ini adalah gerbong tempat duduk. Oleh karena itu kenyamanannya berbeda dengan kereta tidur.
Mereka dikombinasikan dengan sisa gerbong SBGW. Dan selama periode itu, pelayanan KA Bima perlahan berkurang. Dimulai dengan berkurangnya kualitas makanan tuslah, diikuti dengan menurunnya kualitas gerbong dan AC-nya. Apalagi gerbong K1-847xx ini ternyata dinilai sebagai gerbong eksekutif terburuk yang pernah dimiliki PT KA. Penulis sendiri pernah naik gerbong ini pada tahun 1987 silam, dan kondisinya waktu itu sudah cukup jelek.
Kereta Api Bima berjalan dengan formasi kombinasi K1 dan SBGW selama pertengahan hingga akhir tahun 1980an. Walaupun sebagian fasilitas kenyamanan KA Bima masih ada, tapi mayoritas penumpang tidak bisa tidur senyenyak seperti di KA Bima yang dulu.
Dan pada tahun 1990, gerbong tidur SBGW berhenti geroperasi. Gerbong-gerbong SAGW dan SBGW kemudian dirubah menjadi gerbong kelas 1 jenis K1-67xxx, dengan menghilangkan sekat-sekat kamar dan tempat tidur, serta menggantinya dengan tempat duduk.
Gerbong kuset di tahun 1993. (dok Lee Tjeng Tjiao).
Peran gerbong SBGW (yang di tahun 1985 kodenya diganti menjadi KT-677xx) digantikan oleh gerbong kuset. Gerbong kuset ini mirip SBGW, hanya satu kamarnya terdiri dari 4 tempat tidur yang paten dan tidak bisa dilipat. Tidak seperti gerbong tidur Bima sebelumnya yang dari pabriknya merupakan gerbong tidur, gerbong kuset ini merupakan modifikasi gerbong ekonomi buatan Nippon Sharyo tahun 1964, dengan menambahkan AC, sekat ruangan, dan mengganti tempat duduknya dengan tempat tidur yang paten.
Walaupun gerbong Kuset sempat mengganti SBGW, namun kebijakan Perumka tahun 1995 yang lebih mengejar jumlah okupansi (daripada kualitas pelayanan) akhirnya membuat KA Bima menjadi KA eksekutif biasa. Dan semenjak itu era kereta tidur di Indonesia telah berakhir.
Gerbong K1-67501 adalah contoh bekas gerbong tidur KA Bima (eks SBGW) yang dirubah menjadi kereta duduk eksekutif. Gerbong ini menjadi gerbong Sembrani New Image, dan konfigurasi jendelanya yang khas diganti pada tahun 2007.
REGENERASI KA BIMA.
Tahun 1995, lahirlah kereta Argo generasi pertama, yaitu Argo Bromo dan Argo Gede. Keberadaan kereta-kereta ini otomatis menggeser posisi KA Bima dari posisi puncak kereta unggulan. Para pengguna kereta api waktu itu lebih tertarik untuk menggunakan KA Argo karena waktu tempuhnya yang lebih cepat. Dan kondisi gerbongnya yang masih baru membuatnya terasa lebih nyaman dari KA Bima.
Kereta api Argo Bromo ini rutenya melewati pantai utara pulau Jawa, melewati rute yang sama dengan KA Mutiara Utara (yang digantikannya), yaitu Jakarta (Gambir), Cirebon, Semarang, sampai Surabaya (Pasar Turi). Jarak tempuh ini jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan KA Bima yang harus memutar lewat selatan pulau Jawa, termasuk melewati rute pegunungan di sekitar Purwokerto.
Faktor lainnya yang membuat KA Argo Bromo lebih cepat dari Bima adalah penguatan bantalan dan rel di pantai utara Jawa (yang dulunya memiliki tekanan gandar rendah karena sebagian merupakan bekas jalur trem), sehingga memungkinkan KA yang ditarik lokomotif besar melaju dengan kecepatan hingga 120 km/jam.
Selama beberapa tahun, keberadaan kereta api Bima seakan-akan seperti terlupakan. Dan walaupun krisis moneter sempat membuat banyak orang naik kereta api, tapi pilihan mereka adalah kereta ekspress di jalur utara pulau Jawa, seperti Argo Bromo atau Sembrani. Perjalanannya yang lama dan jauh membuat orang kurang tertarik naik KA Bima.
Tapi kemunculan KA Argo Bromo Anggrek pada tahun 1997 menyebabkan gerbong Argo Bromo generasi pertama menjadi surplus. Akhirnya rangkaian KA Argo Bromo tersebut kemudian dialihkan untuk KA Bima.
Walaupun begitu, gerbong-gerbong ini terkadang bisa dipakai untuk jalur utara lagi, jika gerbong Anggreknya mengalami masalah. Hal ini terjadi karena pada saat itu jumlah rangkaian Anggrek masih terbatas, serta kerjanya berlebihan. Hal ini menyebabkan gerbong Argo Anggrek mudah rusak.
Tapi kedatangan rangkaian Argo Anggrek tambahan pada tahun 2001 akhirnya membuat rangkaian Argo Bromo pertama dipakai seterusnya untuk kereta api Bima.
VARIASI LOKOMOTIF
Selain itu lokomotif yang dipakai untuk menarik kereta api Bima adalah lokomotif unggulan pada masanya, seperti lok BB200, BB201, dan CC200.
Bagi sebagian besar orang, lok BB301 adalah lok yang identik dengan tahun-tahun awal operasi kereta api Bima. Walaupun pada tahun 1977 muncul lokomotif CC201 yang juga dipakai untuk menarik KA Bima, tapi BB301 paling sering dipakai untuk KA ini.
BB301 08 menarik KA Bima memasuki stasiun Wonokromo di tahun 1960an. (foto dok. Harriman Widiarto).
Seiring dengan menurunnya kemampuan lok diesel ini, maka sejak tahun 1990, lokomotif CC201 menggeser kedudukannya sebagai loko favorit untuk KA Bima.
CC201 11 (sekarang CC204 02) menarik KA Bima melewati Gayung Kebonsari, Surabaya, tahun 1983. Daerah ini sekarang padat perumahan. (foto dok. Susanto Tjokro).
Kejayaan lokomotif CC201 sendiri berakhir, seiring dengan kedatangan lokomotif CC203 pada tahun 1995. Lokomotif ini kini menjadi lokomotif andalan penarik KA Bima.
CC203 08 melewati rangkaian KA Bima yang menggunakan bekas rangkaian KA Argo Bromo, di stasiun Surabaya Gubeng, tahun 1998.
Penutup:
Ucapan terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu terlaksananya artikel ini:
-PT KA Persero (d/h: PJKA).
-Harriman Widiarto.
-Lee Tjeng Tjiao.
-Susanto Tjokro.
-http://trains-worldexpresses.com/
-Milis keretapi.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSaya sangat terharu, dan miris membaca artikel KA Bima ini. Saya hanya bisa merasakan kereta tidur di Malaysia, yang ternyata masih kalah mewah dibandingkan dengan SBGW Bima.
BalasHapusSaya berharap, kejayaan KA Bima mungkin bisa kembali. Bahkan meskipun ada Shinkansen, JR di Jepang masih mengoperasikan kereta tidur Cassiopeia yang bahkan lebih mewah dibandingkan Shinkansen.
Sekarang sudah menjadi kereta sewa.
Hapuslumayan panjang ya sejarahnya.saya berharap semakin banyak sejarah kereta api di Indonesia.
BalasHapuskeren sekali artikelnya mas. saya jadi iri sama yang pernah merasakan KT bima. waktu kecil saya jarang sekali naik kereta (karena terhitung mahal), dan baru jadi pelanggan bima 10 tahun setelah KT dihapus sepenuhnya. tapi dengan baca artikel ini jadi bisa membayangkan kemewahan bima era dulu kala.
BalasHapusPerkenalkan dahulu, saya juga RF dari Bandung...
BalasHapusSaya mo nanya nih, kalo K1 eks-Bima yang dari Rumania itu apa sama dengan yang sekarang dikenal sebagai Sembrani New Image (blue retrofit) yang seri K1-845**?
Trus kalo K1-675** yang sekarang dipake Lodaya (punya BD) dan Kaligung Mas (punya SMC) apa itu juga hasil transformasi SAGW + SBGW Bima?
Mohon pencerahannya, trims...
@blogger_BD: benar sekali mas.
BalasHapusSaya tahun 80an masih SD kelas 1, denger cerita Orang kereta Api Bima .... wahh cuman terpukau aja ....
BalasHapusmemang BIMA jadi Brand Image kemewahan, lamabang prestige tahun 80an
KA Bima itu dulu merupakan KA icon dari tahun 1960an (akhir) hingga tahun 1980an.
HapusSalam persahabatan mas bagus.
BalasHapusCukup panjang sekali artikel yang disajikan dal bentuk informasi yang secara gamblang dan jelas menjelaskan KA BIMA yang dahulunya menjadi icon perumka pada masa jaya nya.
Sedikit masukan dan informasi yang bermanfaat dari awal saya membaca sampai akhir pun saya selalu mengambil inti sari. Yang menarik buat saya adalah KA BIMA merupakan kereta api pertama sebagai kereta super mewah, saya menarik kesimpulan ini karena dari fasilitas yang disajikan sangat luar bisa. saya setuju dengan istilah "Hotel Berjalan" Very good. Justru sayang mengapa KA BIMA dipunakan begitu saja sangat disayangkan sekali. Pelestarian tidak ada dan dihilangan kan begitu saja. Dan terakhir terimakasih juga atas sumbangan Mas bagus dalam menginformasikan historis sejarah perkeretaapian indonesia. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam berkomentar
Mari kita maju bersama
Irwan
irwan.mkdj
KA Bima dulu memang icon, dan tidak ubahnya sebagai "Hotel Berjalan". Bahkan promo-promonya dulu menekankan bahwa sesiapa yang menggunakan KA Bima bisa menghemat biaya akomodasi.
HapusTapi kalau dibilang "Super Mewah" saya kurang setuju, mengingat KA Nacht Express di jaman Belanda dulu mempunyai interior yang lebih berkelas.
mas izin publish di FB saya yaaa.....keren......
BalasHapusmas mau dong info tentang yang KA Nacht Expressnya
Oh berarti kereta "sembrono" (sembrani yg udah buluk) itu bekasnya BIMA ya ohhh...... baru tau saya :D
BalasHapussaran saya kepada PNKA supaya KA Bima yang dulu menggunakan tempat tidur bisa dimunculkan lagi, karena ini sangat membantu masyarakat pengguna jasa KA, dimana bisa beristirahat di dalam perjalanan dan tiba dengan tubuh yang segar, sehingga bisa membantu kondisi prima untuk beraktifitas kerja, sekali lagi tolong pihak PNKA supaya mempertimbangkannya kembali KA Bima seperti dulu.
BalasHapusTerima kasih
Rudy W
ooooh aku tetap setia mendukungmu bima bima bima .....
BalasHapusthis...this..this is AWESOME MAN!!!!
BalasHapusGayung Kebonsari, itu daerah rumah saya.. sawah-sawah gitu ya dulu... wih wih wih
itu foto yang ada palang pintu, yang dekat jembatan layang kan ya
siiip ......info yang bermanfaaf sekali. tahun 1972 pertama kali naik kereta saya hanya ngliler liat KA BIMA, ,melintas karena saya naik Kertajaya ke jakarta .....
BalasHapussayang sebenarnya kereta tidur itu dihilangkan, padahal jauh lebih bagus dari pada sekarang, mewah sekali pada saat itu, untuk makan malam saja kita di restorasi yang sdh disiapkan gak spt skrg makanan diantar dan bayar pula, waktu itu harga tiket sdh termasuk makan malam dan sarapan.....kapan ya ada lagi kereta spt itu
BalasHapusBaru kemarin bos saya crita tentang kuset, sy ga paham ga bisa mbayangin crita beliau di masa muda era tahun 90 an. Saat itu saya masih SD SMP, dan ga di jakarta, jd ya mana tau ada kereta tidur. Wah ternyata beneran ada ya, sungguh sangat disayangkan kenapa kok dihapus. Sy ingin coba padahal. Semoga nanti dimunculkan lagi deh.....
BalasHapusMas Bagus,saya ingin berbagi info bhw saya pd th 1987 pernah naik KA Bima dr Jogja ke Surabaya.Saat tiba di Jogja,loko penariknya adalah CC201.Di Jogja loko diganti dr CC201 ke BB301 sampai ke Surabaya.Demikian jg jika KA Bima ke Jakarta,dr Surabaya ditarik loko BB301.Saat tiba di Jogja,diganti loko CC201.Itu tdk hanya KA Bima saja.KA lain spt Mutiara Selatan,Gaya Baru Malam(GBM) Selatan,Matarmaja,Ekspres Siang(skrg Pasundan),Bangunkarta di stasiun asal ditarik loko BB301/BB304.Begitu tiba di Jogja diambil alih oleh CC201.Justru KA Mutiara Utara(skrg Sembrani),GBM Utara ditarik loko BB304.
BalasHapusPd th 1988 loko penarik KA Bima sdh diambil alih loko CC201 dr Surabaya sampai Jakarta & tdk ada pergantian loko lagi kecuali jika ada kerusakan.
Jadi,th 1988 loko BB301 sdh tdk menarik rangkaian KA Bima lagi karena sdh diambil alih oleh loko CC201.Dan kebetulan rumah saya di timur stasiun Lempuyangan sehingga sering melihat KA Bima melintas.
Demikian uraian dr saya.Atas perhatian diucapkan terima kasih.
Saya pertama kali tau kalo ada kereta tidur dari Anime namanya kereta Hokkutosei.. kereta ini bergerak dari Tokyo - Sapporo selama 16,5 jam... saya pengen merasakannya ... Ternyata tahun kemarin sudah tidak beroperasi. Tetapi saya searching ternyata Indonesia pernah punya kereta tidur Bima. Mudah-mudahan kedepannya diadakan lagi kereta tidur seperti untuk jurusan Merak - Banyuwangi.
BalasHapusJayabaya Hidup kembali boss menjadi jurusan Jakarta - Surabaya - Malang..
BalasHapusSaya sangat bangga dengan Bima (Biru Malam) Kalau bisa,K.A. Bima bisa beroperasi juga untuk trayek Malang Jakarta menemani K.A. Gajayana.. Agar dapat menambahkan jumlah keberangkatan rangkaian kelas eksekutif wilayah Malang-Jawa Timur..
BalasHapusSekarang KA Bima sdh sampai malang
HapusSaya sangat bangga dengan Bima (Biru Malam) Kalau bisa,K.A. Bima bisa beroperasi juga untuk trayek Malang Jakarta menemani K.A. Gajayana.. Agar dapat menambahkan jumlah keberangkatan rangkaian kelas eksekutif wilayah Malang-Jawa Timur..
BalasHapusSaya dulu thn 88 sd 90an sering naik bima, ac nya dingin bgt, trus Kalo nggak salah kereta tidurnya namanya gerbong kompartemen? Setelah thn 95an ganti naik kereta Surya Jaya JS 950 (sekarang berubah jadi Argo bromo) kereta tercepat dijamannya
BalasHapusSepenggal kisah asmara pernah dimulai dari salah satu gerbong kereta dalam perjalanan Jakarta-Malang bersama seorang gadis yg telah membakar semangatku mengejar cita2 ini...terima kasih dear Rahma jl. Ben Sutami 18A Malang forever
BalasHapusSepenggal kisah asmara pernah dimulai dari salah satu gerbong kereta dalam perjalanan Jakarta-Malang bersama seorang gadis yg telah membakar semangatku mengejar cita2 ini...terima kasih dear Rahma jl. Ben Sutami 18A Malang forever
BalasHapusBiru Malam..
BalasHapusTernyata ku sudah tua dgn membaca artikel ms Bagus, bagi sy naik BIMA hanya sebatas angan, terlalu mewah tiketnya u/ jaman itu. Jika dihidupkan lagi sekarang sepertinya bagus u/ menunjang pariwisata
BalasHapusizin copy ya mas
BalasHapusizin upload gambar di Facebook
BalasHapusMendukung utk dihidupkan lagi kereta kusetnya,,kereta sleeper yg sekarang sudah mewah,tp bila kereta tidur bima adalagi pasti okupansinya akan bertambah utk naik kereta,,sekedar info,walaupun tarif kereta lbih murah,nyatanya penikmat kereta justru bertambah seiring dengan reformasi pelayanan pt kai
BalasHapusMas,saja ijin pinjam foto2nya untuk bikin vlog ya
BalasHapusMumet mencari situs agen bola yang tepat dan aman ??
BalasHapusJangan ambil pusing.. sekarang telah hadir BOLAVITA
BOLAVITA merupakan situs agen bola, bandar bola, bandar taruhan bola yang terpercaya di Indonesia
Situs taruhan bola sbobet ibcbet dan pasaran bola terbaik
BOLAVITA menyediakan berbagai macam jenis permainan untuk anda seperti...
dominoqq online, bandarq, slot game, tangkas online, number game dan masih banyak lagi.
Minimal Deposit & Withdraw hanya Rp 50.000,-
BOLAVITA memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik untuk semua pelanggan
Bonus Spesial
Cashback 5% - 10%,
Rollingan Casino 0.5% + 0.7%
Bonus Akhir Tahun Freebet 1 Juta
Fasilitas Exclusive
Proses deposit & Withdraw Super Cepat
Costumer Service Cantik Dan Profesional Online 24Jam
Kami Bekerja Sama Dengan Bank Lokal Terbesar Di Indonesia
* BCA
* BNI
* BRI
* MANDIRI
* CIMB NIAGA
* DANAMON
* DAN SEMUA BANK INDONESIA
Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )
Service Center Denpoo
BalasHapusService Center Midea
Bimbel Lampung
Cara Menghidupkan HP Mati Total
Youtuber Lampung
Service Center Oppo
Lampung
Kursus HP Lampung
www.ninonurmadi.com
Semoga kereta jenis argo punya sleeper gen 3 kaya kereta diatas amin
BalasHapusHanya bisa berharap dengan performa perusahaan yang kian hari kian tidak jelas. Huft.
BalasHapusKereta Legend yang sering saya naiki pulang ke Madiun
BalasHapus